Judul: Communications
Measurement, Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations. Penulis: Dodi M. Gozali. Penerbit: Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Tahun Terbit: Juni 2005. Jumlah Halaman: 170
Mitos tentang praktik Public Relations yang “sulit
diukur” sudah sejak lama diyakini oleh
kalangan praktisi dan akademisi yang menggeluti PR. Tidak heran bila praktik PR
yang berkaitan dengan pengukuran sejumlah hal yang bersifat abstrak,
semisal tentang hubungan (relationship), citra (image), efektivitas komunikasi dan
dukungan publik masih menimbulkan penafsiran yang berbeda.
Tumbuhnya mitos seperti itu tidak berlebihan. Kegiatan PR pada galibnya
memang sulit diukur karena bersinggungan dengan masalah abstrak. Namun, bukan
berarti PR yang berada di lingkungan manajemen perusahaan menjadi praktik yang
serba tidak terukur. Pengukuran menjadi penting, karena dapat dijadikan pijakan
bagi manajemen dalam mengendalikan jalannya bisnis perusahaan secara efektif.
Mengoperasikan perusahaan tanpa melakukan pengukuran, menurut Dodi M. Gozali
dalam buku Communication Measurement,
Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations, ibarat menggelar
pertandingan tanpa mengitung skor!
Pengukuran sendiri, menurut penulis, setidaknya memiliki lima tujuan, yaitu: menciptakan nilai
(value), memperbaiki apa yang dilakukan sebelumnya, memberikan penghargaan dan
memacu keberhasilan, menemukenali dan emluruskan kekeliruan, serta
mendemonstrasikan nilai. Terlebih dalam praktik manajemen modern yang kian
rasional, PR dituntut tidak hanya mengandalkan akal sehat (common sense) atau intuisi sebagai alat evaluasi. Lebih dari itu,
PR memerlukan justifikasi untuk mendapatkan dana operasional yang dibutuhkannya
untuk menjalankan setiap program PR.
Bila para praktisi pemasaran bisa menjadikan pencapaian volume penjulan
sebagai alat tawar-menawar dengan pihak
manajemen, maka untuk kebutuhan yang sama, praktisi PR dapat menyodorkan
ukuran-ukuran yang merepresentasikan kinerjanya, semisal: dominasi liputan
media (coverage by dominance), nada
pemberitaan (reporting tone), indeks
efektivitas komunikasi, serta ukuran-ukuran lain sebagaimana banyak tersaji
dalam buku ini.
Salah satu bagian menarik dalam buku ini adalah pembahasan khusus tentang
bagaimana cara mengevaluasi kinerja unit PR atau Komunikasi Perusahaan dengan
memanfaatkan metode Balanced Scorecard
(BSC). Metode BSC yang pertama kali digagas Robert Kapplan dan David P. Norton dan
menjadi sebuah sistem pengukuran yang sangat popular penerapannya di level
korporasi, menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh melalui empat
perspektif, yaitu: perspektif keuangan (financial
perspective), perspektif pelanggan (customer
perspective) dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).
Evaluasi melalui BSC sangat membantu untuk mengukur keberhasilan kinerja
unit PR sebuah perusahaan, salah satu masalah
paling krusial yang kerap
dihadapi oleh para praktisi PR. Untuk menjelaskan metode BSC dalam mengukur
kinerja komunikasi perusahaan, buku ini bukan hanya menyajikan uraian yang
bersifat konseptual, namun juga secara operasional melalui contoh-contoh
perhitungan praktis disertai berbagai indicator yang relevan.
Secara umum buku ini menarik karena mengupas masalah pengukuran PR secara
komprehensif dari sudut pandang praktisi. Kehadirannya menjadi penting, karena
buku ini memuat pedoman yang sangat membantu
bagi praktisi untuk mengaplikasikan pengukuran secara nyata di bidang
ke-PR-an, terlepas dari fakta bahwa ada beberapa indicator yang tersaji di
dalamnya belum bersifat baku.
Penulis adalah pemerhati masalah Komunikasi
dan Public Relations
orang PR wajib baca!
BalasHapus