Oleh Hadi Purnama
Salah satu unsur sosial yang turut berperan dalam menjaga kedaulatan bahasa Indonesia adalah media. Bagaimana peran media menjalankan fungsinya sebagai entitas senantiasa menjaga kedaulatan bahasa?
***
Ada berapa stasiun televisi yang dengan bangga menggunakan bahasa Indonesia
bukan saja untuk nama program acara, melainkan juga menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam siarannya? Sekilas, masih terlalu banyak
yang menggunakan bahasa asing, atau setidaknya bahasa gado-gado yang
ditunjukkan dari penggunaan nama program acaranya. Penamaan program acara atau
rubrik yang masih menggunakan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, sejatinya
bukan ”dosa” besar bagi stasiun TV, stasiun radio, suratkabar dan majalah, dan
media daring. Namun, apa yang dilakukan oleh media saat ini menjadi indikator
atas banyak hal.
Pertama, media enggan
menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Inggris dinilai lebih keren,
sementara bahasa Indonesia dipersepsi lebih ndeso.
Maka, program berita dan informasi, program hiburan, musik, olahraga, otomotif,
seakan berlomba-lomba menggunakan bahasa Inggris sebagai daya tarik merebut
perhatian khalayak. Jelas ini merupakan alasan yang dilandasi oleh sikap
seorang inlander yang mengalami
inferioritas! Bila ditinjau dari persepktif poskolonialisme, sikap dan karakter
ini tumbuh karena rendahnya rasa percaya diri dari kebanyakan bangsa yang
pernah mengalami penjajahan dari bangsa lain, khususnya bangsa Eropa.
Kedua, alasan belum
digunakannya bahasa Indonesia oleh media karena mereka malas! Dalam arti,
banyak praktisi media terlalu malas untuk memelajari dan mendalami bahasa
Indonesia yang sejatinya kaya akan kosakata, kaya akan makna, dan bahkan sangat
artistik. Kemalasan mencari padanan kata, frasa, atau istilah itu, maka dalam
jangka panjang bersiaplah bahasa Indonesia akan menjadi fosil kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar