Senin, 23 Januari 2017

MENJAGA KEDAULATAN BAHASA

 (Bagian I)


  -  Hadi Purnama  -

 Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang
satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.
***
Sumpah Pemuda yang dideklarasikan oleh kelompok-kelompok pergerakan pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi tonggak paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sebuah permufakatan yang melampaui zamannya ketika menjadikan bahasa bukan semata alat untuk berkomunikasi, lebih dari sebagai alat perekat sosial dan pembentuk identitas sebuah bangsa ”baru” yang bernama Indonesia.
Para pemuda pergerakan memiliki visi jauh ke depan. Bahasa menjadi salah satu identitas yang mampu menjadi perekat bagi 300 kelompok etnik atau 1-340 suku bangsa di Indonesia. Perekat bagi lebih dari 740 bahasa daerah dengan beragam dialek yang tersebar di ribuan pulau yang membentang  dari Aceh hingga Papua.
Identitas suatu bangsa yang paling kuat memang bahasa. Bahkan melalui bahasa hegemoni suatu bangsa bisa melampaui batas wilayah negara. Ambil contoh Inggris sebagai bahasa bagi lebih dari 500 juta penuturnya di lima benua, meski negara Inggris Raya sebagai asal mula bahasa itu hanya memiliki sekitar 60 juta penduduk. Bahkan bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa resmi di 53 negara - sebagian besar merupakan bekas jajahan Inggris – serta di 10 lembaga internasional!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar