Oleh Hadi Purnama
Untuk kali ketiga HU Pikiran Rakyat membuktikan diri sebagai suratkabar
dengan perwajahan kover terbaik se-Jawa. Dua kategori penghargaan yang diganjar
oleh Indonesia Print Media Award (IPMA) 2012 ini diterima oleh suratkabar
kebanggaan masyarakat Jawa Barat pada perayaan Hari Pers Nasional 2012 di
Jambi.
Dalam ajang IPMA 2012 HU Pikiran Rakyat mendapat dua
kategori peng-hargaan sekaligus. Pertama penghargaa emas untuk kategori desain
perwajahan halaman depan (PR edisi 12/2/2011). Kedua, penghargaan perak untuk PR
edisi 20 Januari 2011.
Jelas ini penghargaan yang cukup membanggakan. Pertama,
anugerah ini diberikan oleh lembaga bergengsi Serikat Perusahaan Suratkabar
(SPS). Kedua, keberhasilan Pikiran Rakyat
menyisihkan ratusan suratkabar harian yang terbit di Pulau Jawa. Ketiga,
anugerah IPMA menjadi pengakuan tentang pentingnya desain atau rekabentuk
suratkabar.
Bertahan di Tengah Perubahan Zaman
Di tengah perubahan zaman yang ditandai oleh pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini ruang gerak media
cetak surat kabar kian sempit seiring menguatnya peranan media elektronik
televisi dan Internet. Kehadirnya televisi dan Internet telah menimbulkan
benturan yang mengancam eksistensi media cetak yang telah memiliki tradisi
cukup panjang.
Data yang dilansir WAN-IFRA menunjukkan kecenderungan
penurunan dari tiras suratkabar secara global selama periode 2008-2010. Bila
pada tahun 2008 tiras suratkabar masih di kisaran 540 juta, menjadi 528 juta di
tahun 2009, dan kembali anjlok di angka 519 juta eksemplar di tahun 2010. Uniknya,
pada periode yang sama justru terjadi peningkatan jumlah judul suratkabar. Kondisi
yang nyaris sama terjadi di Indonesia, ketika jumlah pengguna suratkabar
mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir (2005-2010) menjadi hanya 14
persen dari total populasi.
Melihat tren tersebut, bukan isapan jempol bila prediksi
yang dibuat oleh Philip Meyer dalam buku Vanishing Newspaper, tentang tahun
2043 sebagai awal lonceng kematian bagi suratkabar – khususnya di kawasan
Amerika Utara – tinggal menunggu waktu. Penyebabnya cukup beragam, diantaranya
kian menyusutnya jumlah pembaca suratkabar yang mulai bermigrasi ke televisi,
Internet dan media yang memiliki ciri mobilitas tinggi. Terlebih sejak
meroketnya popularitas smartphone sebagai gadget yang multifungsi. Juga, makin
mahalnya biaya operasional dan produksi suratkabar.
Namun, di tengah skenario suram tentang masa depan
suratkabar, penurunan tiras suratkabar di negara-negara Barat, khususnya
Amerika dan Eropa, justru tidak terjadi di banyak negara di Asia dan Amerika
Latin. berbagai upaya dilakukan setidaknya untuk memperlambat laju penurunan
tiras dan pembaca suratkabar. Sebagai contoh jumlah suratkabar di Jepang
cenderung tidak berubah banyak. Begitupun dengan Indonesia. Ada banyak faktor
yang menjadi penyebabnya, selain ditopang tingginya tradisi membaca, masih
melimpahnya sumber daya pendukung industri suratkabar dan sisi produksi yang
relatif masih kompetitif.
Bukan Sekadar Gincu
Untuk itu dilakukan beragam jurus untuk tetap menjaga
loyalitas pembaca suratkabar, selain melakukan pendalaman dari aspek
redaksional (content) juga memoles
sisi penampilan fisik (context). Rekabentuk
merupakan salah satu implementasi bagi industri suratkabar untuk memoles
perwajahan suratkabar agar tetap survive. Merekabentuk ullang (redesign) merupakan jawaban untuk merevitalisasi
peran suratkabar agar tetap diperhitungkan di tengah ketatnya kompetisi antar
platform media saat ini.
Rekabentuk bukan sekadar bertujuan menjadi ”gincu” untuk
mempercantik tampilan suratkabar agar menarik perhatian, tetapi juga untuk membentuk identitas media, agar sehinga
mudah dikenali dan memikat pembaca. Kemudian untuk menambah keterbacaan informasi dan menarik perhatian pembaca kepada informasi yang disajikan.
Rekabentuk juga bertujuan menciptakan pola
pengelompokkan informasi untuk memudahkan pencarian informasi. Terakhir
tujuan rekabentuk suratkabar untuk merencanakan bentuk halaman yang indah
dan menarik
Rekabentuk
suratkabar memiliki beberapa fungsi, pertama fungsi identifikasi ditampilkan
melalui ciri khas media, yang tampak pada
rancangan logo media (nameplate),
frame, ilustrasi dan foto, tipografi hingga
warna. Kedua fungsi informatif,
yakni mampu menerangkan serta menguraikan suatu hal dengan sejelas-jelasnya.Ketiga, fungsi promosi
rekabentuk mampu mempengaruhi pelihat atau pembaca untuk agar bertindak atau berperilaku
seperti diharapkan perekabentuk. Keempat, rekabentuk surat memiliki fungsi ekspresi
karena menjadi ungkapan rasa seni melalui media cetak.
Tidak kalah pentingnya, rekabentuk suratkabar harus
mampu menampilkan perwajahan suratkabar yang baik. Syarat yang harus dimiliki
perwajahan suratkabar diantaranya kesederhanaan dalam menampilkan rekabentuk,
ketepatan menyampaikan pesan dan arah sasaran, serta keindahan dan keserasian
dalam bentuk sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dalam waktu
singkat.
Harus diakui, sejak dilakukannya redesign beberapa tahun silam, Pikiran Rakyat telah mengalami
beberapa perubahan yang cukup signifikan. Selain tampak pada format suratkabar
yang lebih ramping, sistem paginasi (penomoran halaman) yang lebih terstruktur,
pengaturan kolom yang lebih cair, juga pemanfaatan ilsutrasi dan infografis yang kini menjadi trend dalam
rekabentuk suratkabar kontemporer. Yang cukup mencolok, tentu saja perwajahan
halaman muka (kover) yang mulai berani ”menabrak” pakem yang sebelumnya
dipegang redaksi dan tim rekabentuk Pikiran Rakyat. Semua itu akhirnya berbuah
manis dengan diperolehnya penghargaan dari SPS.
Langkah yang telah ditempuh oleh Pikiran Rakyat, dan
ribuan suratkabar lain di dunia, dengan merekabentuk penampilan dan
memberdayakan konten merupakan satu dari sekian banyak upaya konkret menahan
penurunan tiras suratkabar saat ini. Sehingga, kita patut mengapresiasi
prestasi yang sudah ditorehkan Pikiran Rakyat dalam peringatan Hari Pers
Nasional 2012, sebagai suratkabar dengan perwajahan terbaik se-Jawa.
Selamat!
Penulis adalah pengampu MK Rekabentuk Media, staf pengajar SKM IMTelkom
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar